e

MODUL BAHASA ARAB KELAS XI

MODUL BAHASA ARAB

اللغة العربية

 

SMK AL IKHWANIYAH

 

KLS XI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Bahasa Arab merupakan Bahasa yang digunakan secara luas di planet ini, digunakan sebagai Bahasa utama oleh lebih dari 200 juta orang di 22 negara. Bahasa ini juga merupakan bahasa kedua di Negara-negara Islam karena dianggap sebagai bahasa spiritual Islam; salah satu agama besar dunia yang dianut lebih dari 1 Milyar orang. Bahasa Arab juga sudah menjadi bahasa tetap / resmi di Organisasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Pendidikan bahasa Arab di Indonesia sudah diajarkan mulai dari TK sampai perguruan tinggi. Secara teoritis, paling tidak ada empat orientasi pendidikan bahasa Arab tersebut, yaitu (1) Orientasi religius, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami dan memahamkan ajaran Islam; (2) Orientasi akademis, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami ilmu-ilmu dan keterampilan berbahasa Arab yang menempatkan bahasa Arab sebagai disiplin ilmu atau obyek studi yang harus dikuasai secara akademik; (3) Orientasi professional; dan (4) Orientasi ideologis dan ekonomis.

Yang dimaksud dengan orientasi professional adalah belajar bahasa Arab untuk kepentingan profesi, praktis atau pragmatis seperti belajar berkomunikasi lisan dalam bahasa Arab untuk bisa menjadi TKI, diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah satu Negara Timur Tengah. Sedangkan orientasi ideologis dan ekonomis adalah belajar bahasa Arab untuk kepentingan orientalisme, kapitalisme, atau imperialism. Orientasi ini terlihat dari dibukanya beberapa lembaga kursus bahasa Arab di Negara-negara Barat.

Mempelajari Bahasa Arab bagi orang Indonesia (baca: kaum muslimin) pada umumnya mempunyai kepentingan ganda. Pertama, penting bagi mereka yang ingin memperoleh kemudahan dan kesuksesan dalam usahanya mencari ilmu dan nafkah. Kedua, penting bagi kita semua dalam kaitannya dengan keharusan untuk dapat menjalankan perintah agama dengan sempurna. Yang terakhir ini perlu diberi penekanan khusus mengingat kenyataannya ada sejumlah kewajiban syariat yang hanya dapat dipenuhi secara sempurna apabila kita memahami Bahasa Arab.

 

 

 

penulis

Subhan Al Afghani,S.S

 

 

 

 

 


















A.         Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

 

B.          Deskripsi

 

                Modul ini adalah modul pembelajaran Bahasa Arab yang disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan peserta didik di SMK AL Ikhwaniyah. Di dalamnya disajikan sejumlah materi untuk membantu siswa kelas XI mempelajari  Empat macam standar kompetensi yang harus dikuasainya selama semester ganjil sesuai dengan K13 SMK AL Ikhwaniyah. Empat  Standar Kompetensi tersebut dituangkan dalam Empat kegiatan pembelajaran yaitu yang berkaitan dengan (1) Mulahadzat), (2)  Taqdim al ara), (3) al kafaah, al irodah dan istidzan ,  (4) fi’il Amr & Fi’il nahyi

 

                Dengan mempelajari Modul ini diharapkan peserta didik dapat lebih memahami konsep-konsep tentang  Mulahadzat),   Taqdim al ara), al kafaah, al irodah dan istidzan ,  fi’il Amr & Fi’il nahyi. Sehingga dapat berkomunikasi dengan Bahasa Arab baik secara lisan maupun secara tertulis. Hal ini sangat bermanfaat jika pada suatu saat nanti peserta didik harus berkomunikasi dengan orang berbahasa arab . selain itu kompetensi Bahasa Arab ini juga akan memberi manfaat bagi peserta didik dalam upaya menyempurnakan pelaksanaan kewajiban agama yang membutuhkan pemahaman terhadap Bahasa Arab.

C.         Waktu

                Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari seluruh bahan ajar dan menguasai semua kompetensi  yang ada di modul ini adalah selama  1 (satu) semester dengan alokasi waktu minimal   36  jam ( 18 X pertemuan; @ 2 jam ).

 

D.         Prasyarat

                Pada dasarnya tidak ada kemampuan khusus yang menjadi prasyrat untuk bisa mempelajari modul ini. Akan tetapi sebaiknya setiap peserta didik yang hendak mempelajari modul ini sudah memiliki bekal berupa kemampuan baca tulis Al-quran (Huruf Hijjaiyah), karena huruf yang dipergunakan dalam Bahasa Arab ini akan sering di jumpai dalam modul ini.

 

 

 

E.         Petunjuk penggunaan Modul

                Agar memperoleh hasil yang optimal dan dapat menguasai kompetensi yang diharapkan, maka setiap peserta didik diharapkan memperhatikan petunjuk dan langkah – langkah berikut ini :

1.          Bacalah terlebih dahulu tujuan kegiatan belajar yang tertera pada awal setiap kegiatan pembelajaran.

2.          Cermatilah dengan seksama contoh materi kajian yang ada pada uraian materi dan buku – buku acuan dari tiap kegiatan pembelajaran sampai mencapai tingkat pemahaman yang optimal.

3.          Kerjakan tugas – tugas yang diperintahkan di setiap kegiatan pembelajaran pada lembaran kerja yang anda sediakan sendiri.

4.          Kerjakan latihan atau tes yang terdapat pada bagian akhir setiap kegiatan pembelajaran dengan sejujur – jujurnya, kemudian minta bantuan guru untuk mengoreksi dan memberikan penilaian.

5.          Apabila dalam mempelajari materi pembelajaran dan mengerjakan latihan terdapat kesulitan, peserta didik hendaknya mendiskusikan dengan teman atau guru pada saat pembelajaran atau tatap muka. Apabila tidak dijumpai kesulitan dan hasil yang dicapai sudah sesuai dengan target ketuntasan kompetensi peserta didik dapat mempelajari kompetensi pembelajaran tersebut.

6.          Bila hasil yang dicapai belum sesuai target ketuntasan kompetensi, maka adakan remedy atau diskusi dengan teman atau menanyakan pada guru pada saat  tatap muka, sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan target ketuntasan kompetensi.

                Disamping itu diharapkan pula agar guru berperan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai berikut :

1.          Membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar.

2.          Mmembimbing peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.

3.          Membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep baru dan menjawab pertanyaan mereka mengenai proses belajar.

4.          Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

5.          Melaksanakan penilaian.

6.          Menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.

7.          Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.

 

 

F.         Tujuan Akhir

                Setelah mempelajari modul Bahasa Arab 1A ini diharapkan peserta didik dapat :

1.          Mampu membaca Al Qur’an dan tulisan arab dengan baik dan benar

2.          Berkomunikasi lisan dan tertulis dengan menggunakan Bahasa Arab

3.          Mampu mengungkapkan pujian, pendapat, izin dalam bahasa arab

4.        Dapat memeritah da melarag dega bahsa arab

 

G.        Cek Kemampuan

                Berilah tanda centang (√) apabila Anda telah menguasai criteria kinerja berikut ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PELAJARAN KE  1

Mengemukaka tindak tutur untuk meminta perhatian (mulahdzat), mengecek pemahaman (isti’ab)dan meghargai kinerja yang baik (tamdih)

1.      Mengemukaka tindak tutur untuk meminta perhatian ( Mulahadzat / مُلاَحَظَةً)

 

 

   أُنْظُرْ   (اُنْظُرْ إِلَىَ )                                  Perhatikan   

إِسْتَمِعُ جَيِّدًا                             degarkan  baik baik

إِسْمَعُ وَلَاحِظُوْا                                    degar dan perhatikan

اُسْكُنُ لَحْظَةً                                        diam sebentar

لأ تَتَكَلّمُوْا                                            jagan bicara

لوْسَمِحْتَ....                                                tolong

لَوْسَمِحْتَ كَرِرْ مَرَّةً أُخْراَ                     tolong ulag lagi

لَا تَمْزَحْ هُنَا                                       jangan bercada di sini

لَا تَعْمَلِ الضَوْ ضَاء                            jangan gaduh   

إِسْتَمِعُوْ جَيِّدًا أَيُّهَأ الإخْوَة وَالْأخْوَات

2.      Mengecek pemahaman  ( إِسْتِعَاب)

أَليْسَ كَذَلِكْ            bukakah begitu

اَلَا ....                        bukakah

أَلاَ تُحِبُ أُسْرَتُكَ؟       bukakah kamu suka keluargamu?

كَيْفَ رَأْ يُكَ؟          bagaimana pedapatmu?

مَارَأْيُكَ ؟               apa pedapatmu

فَحِمْتُمْ ؟                 megertikah

Cotoh:

أُسْرَتِىْ أُسْرَةٌ كَبِيْرَةٌ وَ سَعِيْدَةٌ . أَلَيْسَ كَذَلِكْ؟  نَعَمْ

 

3.      Menyatakan ugkapan sederhana megahargai kierja / memuji ((    تَمْدِيْحْ

)الْمَدْحُ Pujian (


 

Semua pujia haya milik Allah sehigga tatkala kita dipuji ucapkan ‘alhamdulillah”

Kata kata pujia yag biasa di ucapkan sebagai berikut

 

الحمدُ لله

سُبْحَانَ الله

مَاشَاءَ الله

1)       أ : أَحْسَنْتَ
ahsant
Baik sekali!

2)       ب : أَحْسَنَ اللّٰهُ إِلَيْكَ
ahsanaLlāh ilayk
Semoga Allah memberi Engkau kebaikan.

3)       أ : مُبَارَكٌ
mubārak
Selamat! Semoga berkah

4)       ب : بَارَكَ اللّٰهُ فِيْكَ
bārakaLlāh fīk
اللّٰهُ يُبَارِكُ فِيْكَ
Allāh yubārik fīk
Semoga Allah memberkati.

5)       أ : جَمِيْلٌ، صَوْتُكَ مُمْتِعٌ، بَارَكَ اللّٰهُ فِيْكَ
jamīl, shautuk mumti'. bārakaLlāh fīk.
Indah sekali. Suara Engkau merdu. Semoga Allah memberkati.

6)       ب : وَفِيْكَ بَارَكَ اللّٰهُ
wafīk bārakaLlāh
Semoga Allah memberkati Engkau juga.

7)       أ : عَظِيْمٌ، أَنْتَ طَالِبٌ مَاهِرٌ، بَارَكَ اللّٰهُ فِيْكَ

8)      'azhīm, anta thālib māhir, bārakaLlāh fīk
Hebat! Engkau memang siswa yg cerdas.
Semoga Allah memberkati.

9)       ب : اللّٰهُ يُبَارِكُ فِيْكَ
Allāh yubārik fīk
Semoga Allah memberkati Engkau juga.

10)   أ : نِعْمَ الشَّرِيْكُ أَنْتَ
ni'ma sysyarīk ant
Kamu memang teman terbaik.

11)   ب : حَيَّاكَ اللّٰهُ
hayyākaLlāh
Semoga Allah memuliakan Engkau

12)   مُمْتَازٌ
mumtāz
excellent/istimewa

13)   جَيِّدٌ جِدًّ
jayyid jiddan
amat baik

14)   جَيِّدٌ
jayyid
baik

15)   مَقْبُوْلٌ
maqbūl
cukup

16)   نَاجِحٌ
nājih
lulus

17)   رَاسِبٌ
rāsib
tidak lulus


 

 

 

 

 

 

Pelajaran ke 2

Permisi dan Minta Ijin اَلْإِسْتِئْذَان

Dalam pertemuan ini kita Belajar bahasa Arab percakapan dasar ini, kita belajar bagaimana cara meminta ijin atau permisi dalam bahasa Arab dan juga cara menjawab atau memberi respons.

Arti

Jawab

Arti

Tanya

Tentu, silahkan

بِالتَّأكِيْد

Permisi ..

اِسْمَحْ لِي ، مِنْ فَضْلِك

Tentu, silahkan

مُؤَكِّد

Permisi ..

اِسْمَحْ لِي

Tentu, silahkan

بِكُلِّ تَأكِيْد

Ijinkan saya …

أَتَأذَنُ لِي …؟

Tentu

طَبْعًا

Ijinkan saya   …

أَتَسْمَحُ لِي ..؟

Silahkan

تَفَضَّلْ

 

Bolehkah saya untuk masuk?

أَتَسْمَحُ لِي بِالدُّخُوْلِ ..؟

Dengan senang hati

بِكُلِّ سُرُوْر

Silahkan

تَفَضَّلْ

Bolehkah saya masuk?

هَلْ لِي أَنْ …أَدْخُل ؟

Tidak sama sekali

لاَ طَبْعًا

Apakah anda keberatan apabila saya masuk?

أَلَدَيْكَ مَانِعٌ اِنْ كُنْتُ دَاخِلًا ….. ؟

Tidak keberatan sama sekali

اَبَدًا اِطْلَاقًا

Sedikitpun tidak keberatan

اَبَدًا

Tentu

بِالتَأْكِيْد

Bolehkah saya masuk?

أَتَسْمَحُ لِي بِالدُخُوْل ؟

Dengan senang hati

بِكُلِّ سُرُوْر

Bolehkan saya berkumpul dengan anda semua?

أَتَسْمَحُوْنَ لِي بِالْاِنْضِمَامِ اِلَيْكُمْ ؟

Silahkan

تَفَضَّلْ

 

Permisi

مِنْ فَضْلِك

Permisi /maaf

اَلْمَعْذِرَة

 

 

Penting:

Ungkapan yang memiliki arti sama dalam bahasa Indonesia di atas bisa dipakai salah satunya dalam praktik sehari-hari. Namun bagi pelajar tetap harus dihafal semuanya agar siap memberi salam dan jawaban yang baik dan bervariasi. Sapaan dan Respons / jawaban bisa diberikan secara random.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PELAJARA KE 3

(فعل الأمر /فعل النهي)

 

Kata perintah (fi'il amr/فعل الأمر) dan kata larang (fi'il nahyi/فعل النهي)

Penjelasan fi'il amr telah  saya jelaskan secara rinci pada postingan saya sebelumnya, silakan baca di sini:


Pengertian Fi'il 'amr dalam Bahasa Arab

Keterangan:


- Positive command = kata perintah = الأَمْرُ


- Negative command = kata larangan = النَّهْيُ



Contoh kata perintah (Fi'il 'Amr):

- Bacalah!

- Tulislah!

Contoh kata larangan (Fi'il Nahyi):

- Jangan pergi!

- Jangan takut!


Langkah mengolah  fi'il mudhari (kata kerja yang sedang/akan dilakukan) menjadi fi'il 'amr (kata perintah)

Biasanya kata perintah ialah  kata yang kita sampaikan  untuk memerintah/menyuruh orang kedua (lawan bicara kita). maka dari itu  patokannya ialah  orang kedua (kamu atau أَنْتَ)


Inilah tahapan  mengganti  fi'il mudhori menjadi fi'il amr
Contoh kata: 

تَكْتُبُ  'kamu sedang menulis'

1. Ubah format  fi'il mudhari di atas menjadi majzum (berharakat sukun di akhir katanya).


---->  تَكْتُــبْ 

2. Hapus huruf   mudhaari' (dalam bentuk ini huruf mudhorinya ialah  huruf   ت yang menunjukan arti 'kamu')


تَــكْتُبْ ----> كْتُبْ    

3. Tambah هَمْزَةُ الوَصْلِ (hamzah washal) di depan kata, beri harakat sesuai 'ain fi'ilnya (atau huruf tengahnya, pada kata di atas huruf tengahnya adalah تُ berharokat dhommah).

 


----> اُكْتُبْ

 

 

Contoh lain penerapan mengolah  fi'il mudhori ke dalam format  fi'il amr 

Kata yang dipakai  sebagai contoh ialah  "Kamu sedang membaca" yang bahasa arabnya ialah  تَقْرَأُ (taqra'u).


Untuk mengolah  menjadi fi'il amr => kerjakanlah! yakni  dengan melakukan tahapan  yang telah diterangkan  di atas, yaitu:


1. Jazm kan fi'il tersebut menjadi taqro => تَقْرَأْ


2. Hapus huruf   mudhari, yaitu huruf ta,menjadi => قْرَأْ


3. Tambah hamzah washl di depan kata dan beri harakat default yakni  kasrah, menjadi 


=> اِقْرَأْ 



Setelah melihat daftar  tambahan, saya harap sobat memahami  untuk mengolah  untuk bentuk lain, laksana  تَفْعَلاَنِ , تَفْعَلُوْنَ , dan seterusnya.



Tashrif fi'il amr

أنتَ اِفْعَلْ


أنتما اِفْعَلَا


أنتم اِفْعَلُوْا


أنتِ اِفْعَلِيْ


أنتما اِفْعَلَا


أنتن اِفْعَلْنَ




Langkah mengolah  fi'il mudhari menjadi fi'il nahyi (نهي)

Langkahnya nyaris  sama dengan fi'il amr, yaitu:


1. Jazm kan fi'il mudhaari' yang berdhomir انْتَ, contoh:


تَكْتُبُ --->  تَكْتُبْ


2. Tambahkan kata larangan (لا) atau laa an-nahiyah di mula  kata.


لاَ تَكْتُبْ     'Jangan menulis'



Contoh penerapan mengolah  fi'il ke kata larangan

Kata yang dipakai ialah  sama dengan misal  di atas yakni  تَفْعَلُ yang dengan kata lain  kamu mengerjakan.


Kata di atas akan diolah  menjadi kata larangan, yaitu 'jangan  lakukan!' , tahapannya  adalah:


1. taf'alu (fi'il mudhori) di jazm, menjadi => تَفْعَلْ


2. Tambah di mula  kata dengan kata laa an-nahiyah, menjadi 

=> لاَ تَفْعَلْ = laa taf'al



Tashrif fi'il an-nahyi

أنتَ لاَ تَفْعَلْ
أنتما لاَ تَفْعَلاَ
أنتم لاَ تَفْعَلُوْا
أنتِ لاَ تَفْعَلِيْ
أنتما لاَ تَفْعَلاَ
أنتن لاَ تَفْعَلْنَ

Catatan ekstra  untuk harakat fi'il amr

Telah disebutkan  di atas bahwa defaultnya hamzah washl berharakat kasrah, sebab  kebanyakan misal  fi'il mudhari di atas "ع" berharakat fat-hah.


Contohnya= سَمِعَ - يَسْمَعُ


Oleh sebab  م berharakat fat-hah, maka hamzah washl berharakat kasrah, sampai-sampai  menjadi اِسْمَعْ = isma'


Sekarang, ada ekstra  informasi bahwa harakat hamzah washl tersebut  tergantung harakat "ع".



- Jika harakat "ع" pada fi'il mudharinya dhammah, maka harakat hamzah washl tersebut  dhammah.


Contoh = نَصَرَ - يَنْصُرُ = nashara - yanshuru.


Di sini "ع" pada fi'il mudharinya berharakat dhammah (صً), sampai-sampai  amr nya menjadi => اُنْصُرْ = unshur



- Jika harakat "ع" pada fi'il mudharinya kasrah, maka harakat hamzah washl nya ialah  kasrah.


Contoh = ضَرَبَ - يَضْرِبُ = dharaba - yadhribu


Di sini "ع" nya berharakat kasrah, maka hamzah washl nya berharakat kasrah pula, sampai-sampai  fi'il amr nya menjadi => اِضْرِبْ = idhrib



Demikian penjelasan tentang fi'il amr dan fi'il nahyi, semoga semakin memahamkan sobat dalam belajar bahasa Arab yaa. Selamat belajar. :)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PELAJARAN KE 4

Fi’il Amar dan Fi’il Nahi Dalam al-Qur'an

 

1.      Pengertian Amar

Lafaz Amar secara bahasa الامر yang berarti perintah atau suruhan. Amar adalah kebalikan dari Nahi yaitu yang berarti larangan. Sedangkan secara istilah, para ulama banyak yang mendefinisikan Amar tersebut diantaranya:

Amar adalah suatu lafaz yang dipergunakan oleh orang yang lebih tinggi derajatnya kepada orang yang lebih rendah untuk meminta bawahannya mengerjakan suatu pekerjaan yang  tidak boleh ditolak.[1]

Amar adalah suatu lafaz yang digunakan oleh seorang atasan meminta untuk melakukan suatu pekerjaan kepada bawahannya.[2]

Amar adalah suatu lafaz yang digunakan oleh seorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan, dan oang menyuruh itu lebih tinggi kedudukannya daripada orang yang disuruhnya.[3]

Berdasarkan beberapa definisi amar tersebut dapat kita simpulkan adalah lafaz amar yaitu suatu lafaz yang dipergunakan oleh orang yang lebih tinggi derajatnya kepada orang yang lebih rendah untuk meminta bawahannya mengerjakan suatu pekerjaan yang harus dikerjakannya.

2.      Pengertian Nahi

       Lafaz nahi secara bahasa adalah النهي yang berarti larangan.[4] Sedangkan menurut istilah para ulama mendefinisikan nahi sebagai berikut:

Nahi adalah tuntutan meninggalkan sesuatu yang datangnya dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah tingkatannya.[5]

Nahi adalah suatu lafaz yang digunakan untuk meninggalkan suatu perbuatan.[6]                                                                             

Nahi adalah suatu lafaz yang digunakan oleh seseorang yang tinggi tingkatannya kepada yang rendah tingkatannya untuk meninggalkan suatu pekerjaan.[7]

Jadi, Nahi adalah suatu lafaz yang mengandung makna tuntutan meninggalkan sesuatu perbuatan. Nahi yaitu larangan, meninggalkan suatu perbuatan yang dilarang untuk melakukannya.

B.     Bentuk-bentuk Amar dan Nahi

 

1.      Bentuk-Bentuk Lafaz Amar

          Lafaz yang menunjukkan kepada amar atau perintah tersebut mempunyai beberapa bentuk diantaranya:

a.       Fiil Amar, seperti[8]:

وَآتُواْ النَّسَاء صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً -٤

Artinya:”Dan berikanlah mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan (Q.S.An-Nisa’:4)

b.      Fiil Mudhari’ yang diawali oleh لام الامر seperti:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ -١٠٤

Artinya:”Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan (Q.S.Ali Imran:104)

c.       Masdar pengganti Fi’il, seperti:

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً -٨٣

Artinya:”Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak (Q.S.Al-Baqarah:83)

d.      Lafaz yang mengandung makna perintah seperti, امر, كتب, فرض dan sebagainya, contohnya[9]:

-Menggunakan lafaz faradha:

قَدْ عَلِمْنَا مَا فَرَضْنَا عَلَيْهِمْ فِي أَزْوَاجِهِمْ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ لِكَيْلَا يَكُونَ عَلَيْكَ حَرَجٌ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً -٥٠

Artinya:”Sungguh kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka (Q.S.Al-Ahzab:50)

-Menggunakan lafaz kutiba:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ -١٨٣

Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa (Q.S.Al-Baqarah:183)

-Menggunakan lafaz amara:

إنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا -٥٨

Artinya: “Sesungguhnya Allah memerntahkanmu untuk menyampaikan amanah (Q.S.An-Nisa’:58)

2.      Bentuk-Bentuk Lafaz Nahi                                                

       Ungkapan yang menunjukkan kepada lafaz Nahi itu ada beberapa bentuk yaitu:

a.       Fiil Mudhari’ yang disertai dengan La Nahiyah,seperti:

لاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ -١١

b.      Lafaz-lafaz yang memberikan pengertian haram atau perintah untuk meninggalkan sesuatu perbuatan, seperti:

وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا -٢٧٥

          

3.      Kaidah Amar dan Nahi

 

1.      AMR adalah permintaan melakukan suatu pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam AMR terdapat beberapa kaidah yaitu  :

       I.            الأصل فى الامر للوجوب الا ما دلّ الدليل على خلافه

“Asal dalam perintah itu hukumnya wajib kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya”   seperti firman Allah Swt :

واقيموا الصلاة واتوا الزكاة

" Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat !" (QS. an-Nisa : 77) 

 

         II.            الأصل فى الأمر لا يقتضى التكرار الا ما دلّ الدليل على خلافه

 

“Asal dalam perintah itu tidak mesti diulangi kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya”   seperti firman Allah Swt :

واتموا الحج والعمرة لله ج

" Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah Karena Allah. "  (QS. al-Baqarah : 196) 

 

      III.            الاصل فى الامر لا يقتضى الفور. لان الغرض منه ايجاد الفعل من غير اختصاص بالزمن الاول دون الزمن الثاني

“Asal dalam perintah itu tidak mesti spontan” karena sesungguhnya tujuan yang diminta adalah melaksanakan perintah dengan tidak menentukan waktu pelaksanaannya pada masa awal bukan pada masa kedua.

      IV.            الامر بالشيء امر بوسائله

 “Memerintah sesuatu berarti juga memerintah melaksanakan wasilah (perantara) nya,”   

Misalnya : perintah melaksanakan sholat juga berarti perintah untuk bersuci sebelum sholat, karena sholat tidak sah jika tidak bersuci. 

         V.            الامر بالشيء نهي عن ضده

“Memerintah sesuatu berarti juga melarang yang berlawanan dengan sesuatu itu”  

seperti firman Allah Swt :

و قولوا للناس حسنا

"Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia," (QS. Al-Baqarah : 83) 

Perintah untuk mengucapkan kata-kata yang baik kepada manusia berarti larangan untuk  mengucapkan kata-kata yang tidak baik. 

 

      VI.            اذا فُعِل المأمور به على وجهه يخرج المأمور عن عهدة الامر. فاذا عدم الشخص الماء فتيمم فصلي خرج عن عهدة الامر. فلا قضاء عليه اذا وجد الماء

“Jika apa yang diperintahkan telah dilakukan, maka orang yang diperintah telah keluar dari tanggungan perintah itu.”  

Misalnya : jika seseorang dengan tidak adanya air ia bertayammum dan melaksanakan sholat, maka tidak mesti melakukan qadha sholat jika ia telah menemukan air. 

   VII.            القضاء بامر جديد

“ Pelaksanaan atas perintah / perkara baru” Seperti hadis A’isyah RA :

“Kami diperintahkan untuk mengganti puasa dan tidak diperintahkan untuk mengganti sholat (HR. Bukhori).”

 

VIII.            الامر المتعلق على الإسم يقتضى الإقتصار على أوله

Contohnya seperti perintah rukuk dengan Thuma’ninah

 

      IX.            الأمر بعد النهي يفيد الإباحة

Contohnya seperti larangan nabi menziarahi kubur / makam

 

2.      NAHY adalah permintaan meninggalkan pekerjaan dari yang lebih tinggi derajatnya kepada yang lebih rendah derajatnya. Dalam NAHY terdapat beberapa kaidah yaitu  : 

 

            I.            الاصل فى النهي للتحريم الا ما دل الدليل علي خلافه قال تعالى

“Asal dalam larangan itu hukumnya haram kecuali terdapat dalil yang menjelaskan tentang perbedaannya”   Seperti firman Allah Swt :

ولا تفسدوا فى الارض بعد اصلاحه

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya." (QS. Al-A'raaf : 56).

 

         II.            النهي عن الشيء امربضده

“Melarang sesuatu berarti juga memerintah yang berlawanan dengan sesuatu itu”   Seperti firman Allah Swt :

ولا تاكلوا اموالكم بينكم بالباطل

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil." (QS. Al-Baqarah : 188).

 

      III.            الاصل في النهي يدل على فساد المنهي عنه فى العبادة.

“Asal dalam larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam beribadah.”  

كصلاة الحائض وصومها

Seperti sholat dan berpuasanyanya orang yang sedang haidh.  

 

      IV.            النهي يدل على فساد المنهي عنه فى المعاملات اِنْ رجع النهي الي نفس العقد كما فى بيع الحصاة.

 

Larangan itu menunjukkan pada kerusakan perkara yang dilarangnya dalam bermu’amalah jika larangan itu merujuk pada dzatnya akad.”  

نهي صلي الله عليه وسلم عن بيع الحصاة رواه مسلم.

seperti dilarangnya jual beli kerikil. Sebagaimana sabda Nabi Saw. “Nabi Saw telah melarang Melakukan jual beli kerikil.” (HR. Muslim)  5.    "

 

         V.            ان رجع الى امر خارج عن العقد غير لازم فلا. كما فى البيع وقت نداء الجمعة

Jika larangan itu merujuk pada perkara yang keluar dari bentuk akad yang tidak lazim maka tidaklah menjadi batal"   Seperti pada bentuk jual beli di saat adzan sholat Jum’at, firman Allah Swt :

إذا نودي للصلاة من يوم الجمعة فاسعوا الى ذكر الله وذروا البيع ج

"Apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli." (QS. Al-Jumu'ah : 9(

Hal itu karena akan mengganggu dalam usaha melakukan kewajiban sholat Jum’at,  dan gangguan itu ada ketika terjadi proses jual beli dan lainnya termasuk juga jika makan.

I.                   Kesimpulan

 

Hakikat pengertian amr (perintah) adalah lafaz yang dikehendaki supaya orang mengerjakan apa yang dimaksudkan. Bentuk lafaz amar bermacam-macam diantaranya, fiil amar, fiil mudhari’ yang diawali lam amar, masdar pengganti fiil, dan beberapa lafaz yang mengandung makna perintah seperti, kutiba, amara, faradha. Kaidah-kaidah amar dalam Al-Qur’an yaitu seperti kaidah pertama seperti pada dasarnya amar (perintah) itu menunjukkan kepada wajib dan tidak menunjukkan kepada selain wajib kecuali dengan qarinah-qarinah tersebut. Qarinah-qarinah tersebut seperti ibahah, nadb, irsyad, tahdid, ta’jiz yang memalingkan makna asalnya yaitu wajib.

        Kaidah kedua amar adalah Amr atau perintah terhadap sesuatu berarti larangan akan kebalikannya. Kaidah ketiga amar yaitu perintah itu menghendaki segera dilaksanakan kecuali ada qarinah-qarinah tertentu yang menyatakan jika suatu perbuatan tersebut tidak segera dilaksanakan. Kaidah keempat adalah Pada dasarnya perintah itu tidak menghendaki pengulangan ( berkali-kali mengerjakan perintah), kecuali adanya qarinah atau kalimat yang menunjukkan kepada pengulangan. Para ulama mengelompokkan  menjadi 3 perintah tersebut dikaitkan dengan syarat, perintah dikaitkan dengan illat, perintah dikaitkan dengan sifat atau keadaan yang bersifat illat.

         Sedangkan Nahi adalah suatu lafaz yang mengandung makna tuntutan meninggalkan sesuatu yang datangnya dari orang yang lebih tinggi tingkatannya kepada orang yang lebih rendah tingkatannya. Bentuknya yaitu fiil yang didahului oleh la nahiyah, beberapa lafaz yang mengandung makna nahi. Kaidah nahi yaitu pada dasarnya larangan itu menunjukkan kepada haram kecuali ada qarinah-qarinah tertentu. Pada dasarnya larangan itu menghendaki fasad ( rusak) secara mutlak. Pada dasarnya larangan yang mutlak menghendaki pengulangan larangan dalam setiap waktu. Bagi para mufassir sangat penting untuk mengetahui kaidah-kaidah tersebut karena memudahkan dalam menafsirkan Al-Quran terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan penggalian suatu hukum.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


0 komentar:

Posting Komentar